Lihatlah masjid di hadapanmu
Indah bangunannya mahal harganya
Tengok dan masuklah
Reguk dan nikmatilah ratapannya
......
Mihrab berukir itu telah mulai lapuk
Tikar dan karpet mulai mumuk
Bukan penat menyangga jiwa gemuruh
Tetapi terlalu lama tak lagi disentuh
Lihatlah masjid di hadapanmu
Ketika muazin melaungkan mutiara Ilahi
Angin menerpa sepi
Fajar berlalu mengiringi mimpi
Membalut jiwa yang telah lama mati
Masjid semakin menjerit
Takutkan diri bagaikan fosil
Seperti Borobudur dan Taj Mahal
Tidakkah jiwamu tergetar
Bila seribu tahun lagi ada anak kecil yang bertanya
Wahai kakek, bangunan apakah yang berkubah ini?
Dan sang kakek berkata, "Wahai cucuku, kata orang namanya 'Masjid'."
Zaman dahulu nenek moyang kita beragama Islam dan inilah tempat ibadah
Tempat para turis kafiri mencuci mata.
Masjid semakin menangis
Karena dibangun sekadar saksi sejarah
Fosil tanpa jiwa muru'ah !
Audzubillah min dzaalik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar